Google
 

My Blog

  • Paromega - *Langkah-Langkah (Pendaftaran, Pengisian dana, Pengambilan dana)* Sebelum mengikuti Prosedur Dibawah, saya ingin mengingatkan anda bahwa jika ditengah Pros...
    4 tahun yang lalu

Senin, 15 Juni 2009

Apakah Anda Seorang Germophobe?

Cuci tangan sebelum makan, cuci tangan dan kaki begitu pulang ke rumah, dan segala macam aturan kebersihan lainnya memang sudah menjadi aturan standar yang diberikan oleh orangtua kita. Namun, ketika menjadi seorang ibu, tiba-tiba segala tindakan pencegahan tadi rasanya kurang cukup.

Apalagi ketika segala hal di dunia ini terasa sangat berbahaya bagi bayi Anda. Contohnya ketika penyakit-penyakit baru mulai bermunculan, dari Chikungunya, Flu Burung, Flu Babi, Flu Singapura, dan lainnya. Tanpa Anda sadari, Anda berubah menjadi germophobe, phobia akan kebersihan yang berlebihan. Namun, menurut Robert Frenck Jr. M.D., dokter anak ahli penyakit infeksi dari Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, exposure terhadap kuman juga mengajarkan anak untuk meningkatkan imun, dan membantunya menolak penyakit.

Nah, apakah ketakutan Anda akan kebersihan anak Anda berlebihan? Cari tahu mana yang perlu terus dilakukan dan mana yang tak perlu:

1. Siapa pun yang akan menyentuh anak, harus cuci tangan sebersih-bersihnya.
Betul. Anda harus memastikan, siapa pun yang akan menggendong atau menyentuh anak yang baru lahir sudah mencuci tangannya. Namun, tak perlu membuat semua orang yang bersinggungan dengan si kecil benar-benar steril. Bayi yang baru lahir menerima antibodi dari ibunya yang terbentuk saat si bayi masih di dalam rahim. Ketika bayi berumur 6 bulan dan menerima vaksinasi, ia akan menciptakan antibodinya sendiri, dan tak lagi terlalu rentan sakit. Pada tahap ini cuci tangan sebelum bersentuhan dengan bayi tak terlalu diharuskan, kecuali tangan berada dalam keadaan sangat kotor.

2. Makanan bayi yang tersisa harus dibuang.
Biasanya makanan bayi yang tersisa tak harus langsung dibuang. Jika masih dalam keadaan baik, masih bisa disimpan dan dikonsumsi lagi keesokan harinya. Tentunya ini tak berlaku untuk makanan yang dimasak, melainkan untuk makanan kemasan. Misalkan, makanan bayi kemasan dalam toples, ambil secukupnya, pindahkan ke dalam mangkuk kecil, lalu simpan sisa makanan yang ada di dalam toples tersebut. Jangan sampai sendok yang sudah disuapkan ke dalam mulut si bayi dicelupkan kembali ke dalam toples. Bukan karena si kecil itu memiliki penyakit, namun karena air liur bayi yang tersimpan di sendok kemudian tercampur ke dalam makanan bisa merusak makanan dan membuatnya busuk lebih cepat. Sementara untuk susu dan ASI yang dibotolkan masih bisa dikonsumsi oleh anak yang sama, asal susu tersebut tidak dibiarkan diam di suhu ruangan selama lebih dari 2 jam.

3. Makanan harus dicuci berkali-kali sebelum dikonsumsi
Menyangkut persiapan makanan, tak ada kata terlalu berhati-hati. Bahkan buah-buahan yang sudah dikupas dan dimasukkan plastik agar siap dimakan pun masih bisa terkontaminasi debu, bakteri, dan pestisida. Untuk memastikan bahwa makanan yang disiapkan sudah benar-benar aman dikonsumsi, bersihkan bahan makanan dengan air yang mengalir dan jika perlu, sikat perlahan menggunakan sikat lembut. Lalu keringkan dengan kain yang bersih sebelum diolah atau disajikan. Jangan lupa untuk membasuh tangan, alat makan, dan alas dapur dengan air panas dan sabun setelah mengolah makanan mentah di atasnya agar tidak mengkontaminasi makanan lainnya.

4. “Belum lima menit”
Kata-kata ini terkenal berkat iklan produk pembersih lantai beberapa tahun silam. Namun pada kenyataannya, tak perlu 5 menit untuk membuat bakteri atau virus untuk mengkontaminasi sesuatu yang terjatuh di lantai. Lantai adalah bagian dari rumah yang amat kotor, apalagi di daerah dapur. Lantai dapur memiliki ancaman adanya bakteri salmonela dan E.coli. Maka, apapun benda yang terjatuh di lantai dapur atau pun kamar mandi, sebaiknya langsung dibersihkan dan dicuci dengan sabun sebelum ia menularkan bakteri ke bayi Anda.

5. Bersihkan mainan seminggu sekali
Bakteri dan kuman bisa hidup di mainan dalam waktu lama. Jadi, akan bijak jika mainan anak yang sering dimainkan, apalagi yang sering dimasukkan ke dalam mulut bayi dibersihkan sesering mungkin. Anda bisa membersihkan mainan plastik, tempat makan anak, hingga baki tempat duduk tinggi menggunakan penyemprot steril yang banyak dijual di pasaran. Mainan plastik bisa dibersihkan dengan cairan sabun. Sementara boneka bulu sebaiknya dicuci dengan air panas di mesin cuci, dan jemur hingga benar-benar kering untuk mencegah terbentuknya jamur.

6. Cuci pakaian anak secara terpisah
Anak yang baru lahir memang masih amat sensitif terhadap zat deterjen. Ketika ia sudah melewati tahap tersebut, sebenarnya tak ada masalah untuk mencucinya bersama pakaian orang dewasa. Kecuali ada anggota keluarga yang memiliki penyakit, seperti diare, flu, infeksi kulit, atau lainnya. Beberapa virus mampu bertahan dalam siklus pencucian pakaian harian. Agar lebih aman, pisahkan pakaian anggota keluarga yang sakit menggunakan pemutih (jika bajunya putih) dengan air bertemperatur panas. Jangan lupa menjemurnya di terik panas. Cegah penyebaran kuman, selalu bersihkan tangan Anda setelah menyentuh pakaian kotor, dan bersihkan mesin cuci sebulan sekali dengan mencucinya. Caranya, isi mesin cuci dengan air, tambahkan 1 tutup botol pemutih, lalu jalankan mesin cuci selama beberapa menit.



Sumber : Kompas - Kamis, Juni 11-2009




Tidak ada komentar:

DIJUAL

DIJUAL
Harga Rp. 75 juta (masih bisa nego)
ViralGen Referral Shopping
 
Pasang Iklan Rumah
Mobil Bekas